TEMPO.CO, Jakarta - Bermulanya epidemi virus Corona (COVID-19) dari kebiasaan menyantap hewan liar membuat kota Shenzhen mengatur ulang kebijakan konsumsinya. Mengutip kantor berita Reuters, Shenzhen akan membuat regulasi perihal hewan yang boleh dikonsumi dan tidak. Kucing dan anjing termasuk dalam daftar yang tidak boleh dikonsumsi.
"Melarang konsumsi hewan liar adalah praktik umum di negara-negara berkembang dan merupakan syarat dasar untuk peradaban yang lebih modern," menurut Pemerintah Shenzhen sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis, 27 Februari 2020.
Sejauh ini, hanya ada sembilan jenis hewan yang diperbolehkan pemerintah Shenzhen untuk dikonsumsi. Beberapa di antaranya adalah babi, ayam, sapi, kelinci, ikan, dan ragam hewan lautan.
Sementara itu, jenis hewan yang dilarang untuk dikonsumsi adalah anjing, kucing, ular, kura-kura, dan katak. Daftar tersebut bisa berubah mengingat regulasi lengkap belum dikeluarkan oleh pemerintah Shenzhen.
Ketika penyebaran virus Corona terjadi untuk pertama kalinya, penyebaran via hewan liar menjadi dugaan pertama para praktisi medis. Hal tersebut mengingat pusat penyebaran virus Corona, Wuhan, menjual berbagai jenis hewan liar untuk konsumsi mulai dari kelelawar, ular, kura-kura, trenggiling, dan masih banyak lagi.
Belakangan benar terbukti bahwa penyebaran virus Corona berawal dari konsumsi kelelawar di Wuhan. Penelitian tim medis mendapati virus Corona banyak ada di hewan-hewan liar, namun memberikan dampak buruk ketika berada di dalam tubuh manusia.
Hingga berita ini ditulis, jumlah kasus virus Corona (COVID-19) di seluruh dunia sudah mencapai 82.314. Angka tersebut belum menghitung pasien virus Corona yang meninggal di mana mencapai 2.805 jiwa. Adapun sebagian besar angka tersebut disumbangkan oleh Cina yang menghadapi 78.497 kasus virus Corona.
ISTMAN MP | REUTERS